banner8.gif
« »
« »
« »
« »
« »
Ad Ad Ad pasang iklan pasang iklan

Senin, 11 Februari 2013

DOA QUNUT DAN DASAR HUKUMNYA

Ada tiga pendapat di kalangan ulama tentang disyariatkan atau tidaknya qunut Shubuh.
Pendapat pertama , qunut shubuh disunnahkan secara terus-menerus. Ini adalah pendapat Malik, Ibnu Abi Laila, Al-Hasan bin Shalih, dan Imam Syafi ’iy.
Pendapat kedua , qunut shubuh tidak disyariatkan karena sudah mansukh ‘ terhapus hukumnya’. Ini adalah pendapat Abu Hanifah, Sufyan Ats-Tsaury, dan lain-lainnya dari ulama Kufah.
Pendapat ketiga , q unut pada shalat shubuh tidaklah disyariatkan kecuali pada qunut nazilah yang boleh dilakukan pada shalat shubuh dan pada shalat-shalat lainnya. Ini adalah pendapat Imam Ahmad, Al-Laits bin Sa’d, Yahya bin Yahya Al-Laitsy, dan ahli fiqih dari para ulama Ahlul Hadits.
  • Dalil Pendapat Pertama
Dalil terkuat yang dipakai oleh para ulama, yang menganggap qunut subuh itu sunnah, adalah hadits berikut ini.
مَا زَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِيْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
“Terus-menerus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam qunut pada shalat Shubuh sampai beliau meninggalkan dunia.”
Dikeluarkan oleh ‘Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf 3/110 no. 4964, Ahmad 3/162, Ath-Thahawy dalam Syarh Ma’ani Al Atsar 1/244, Ibnu Syahin dalam Nasikhul Hadits Wa Mansukhih no. 220, Al-Hakim dalam Al-Arba’in sebagaimana dalam Nashbur Rayah 2/132, Al-Baihaqy 2/201 dan dalam Ash-Shugra ` 1/273, Al-Baghawy dalam Syarhus Sunnah 3/123-124 no. 639, Ad-Daraquthny dalam Sunan -nya 2/39, Al-Maqdasy dalam Al-Mukhtarah 6/129-130 no. 2127, Ibnul Jauzy dalam At-Tahqiq no. 689-690 dan Al-‘Ilal Al-Mutanahiyah no. 753, dan Al-Khatib Al-Baghdady dalam Mudhih Auwan Al-Jama’ Wa At-Tafriq 2/255 dan Al-Qunut sebagaimana dalam At-Tahqiq 1/463.



Hadits ini dishahihkan oleh Muhammad bin ‘Ali Al-Balkhy dan Al-Hakim sebagaimana dalam Khulashatul Badrul Munir 1/127 dan disetujui pula oleh Imam Al-Baihaqy

DOA QUNUT DAN DASAR HUKUMNYA
Hukum doa qunut pada shalat subuh hukumnya sunnah. Pandangan ini dianut oleh madzhab Syafi'i berdasarkan Hadits sebagai berikut:

1. Berdasarkan pada Hadith yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Sahabat Anas bin Malik sebagai berikut:
- Hadits sahih Bukhari dan Muslim dari Anas


ما زال رسول الله يقنت في صلاة الفجر حتى فارق الحياة
Artinya: RasuluLlah selalu berqunut pada shalat subuh ssampai beliau wafat (HR Bukhari dan Muslim).

- Hadits sahih riwayat Muslim dari Anas.

أن رسول الله قنت شهراً يدعو على أحياء من أحياء العرب ثم ترك
Artinya: bahwa Rasulullah berqunut selama sebulan mendoakan orang-orang Arab yang masih hidup kemudian tidak melakjukannya lagi.

- Hadits sunnahnya Qunut nazilah apabila tertimpa musibah atau bencana:

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقنت في الفجر والظهر والعصر والمغرب والعشاء
Artinya: Bahwasanya Nabi Muhammad melakukan qunut (nazilah) pada saat shalat subuh, dhuhur (dzuhur), ashar, maghrib, dan isya' (HR Ahmad)

Diriwayatkan juga bahwa Umar bin Khattab membaca doa qunut pada shalat Subuh di hadapan para sahabat dan lainnya.

Berkenaan dengan Hadith yang diriwayatkan oleh Anas ini, menurut al Haithami, para perawinya adalah tsiqah (dapat dipercaya). Menurut Imam Nawawi ia diriwayatkan oleh sekumpulan huffadz (ahli hadith) dan mengakui kesahihannya.

Kesahihan ini dinyatakan juga oleh al Hafiz al Balkhi, Al Hakim, Al Baihaqi dan ia juga diriwayatkan oleh Ad Daruqutni melalui beberapa jalan dengan sanad yang sahih.

Dalam mazhab Syafi'i adalah sunnah hukumnya membaca doa qunut waku melaksanakan shalat subuh, baik saat turunnya bala' atau tidak.

Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Ibnu Abbas, Barra’ bin Azib.[1]


BACAAN DOA QUNUT (TEKS ARAB DAN LATIN)


اللّهم اهدِنا فيمَن هَديْت و عافِنا فيمَن عافيْت و تَوَلَّنا فيمَن تَوَلَّيْت و بارِك لَنا فيما أَعْطَيْت
و قِنا واصْرِف عَنَّا شَرَّ ما قَضَيت فإنك تَقضي ولا يُقضى عَليك فإنَّهُ لا يَذِّلُّ مَن والَيت وَلا يَعِزُّ من عادَيت تَبارَكْتَ رَبَّنا وَتَعا ليتْ َفلكَ الحَمدُ عَلى ما قَضَيْت نَستَغفِرُكَ ونَتوبُ اليك
وصلي الله علي سيدنا محمد النبي الأمي وعلي أله وصحبه وسلم

Teks doa qunut tulisan latin:

Allahummahdina fiman hadayt. Wa afina fiman afayt. watawallana fiman tawallayt. wabarik lana fima a'tayt. waqina wasrif anna syarro ma qadayt. fa innaka taqdi wala yuqdo alayk. fainnahu la yadzillu man wa layt wala yaizzu man adayt. tabarakta robbana wata'alayt. falakal hamdu ala ma qadayt. nastaghfiruka wanatubu ilaika. wasallallahu ala sayyidina Muhammadin Nabiyyil Ummiyyi wa ala alihi wasahbihi wasallam.

Artinya: Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. BErilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pda segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku dari kejahatan yang Engkau pastikan. Karena, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yang telah Engaku beri kekuasaan. Dan tidaklah akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha berkahlah Engkau dan Maha Luhurl`h Engkau. Segala puji bagi-Mu atas yang telah engkau pastikan. Aku mohon ampun dan kembalilah (taubat) kepada Engkau. Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya dan sahabatnya.


BACAAN DOA QUNUT UMAR BIN KHATTAB

Umar bin Khattab, khalifah kedua Islam, memiliki bacaan qunut berbeda sebagai berikut:

اللهم اغفر لنا وللمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات وألّف بين قلوبهم وأصلح ذات بينهم وانصرهم على عدوك وعدوهم. اللهم عذب الكفرة الذين يصدون عن سبيلك ويكذبون رسلك ويقاتلون أولياءك، اللهم خالف بين كلمتهم وزلزل أقدامهم وأنزل بهم بأسك الذي لا ترده عن القوم المجرمين. بسم الله الرحمن الرحيم اللهم إنا نستعينك ونستغفرك ونثني عليك ولا نكفرك ونخلع ونترك من يفجرك. بسم الله الرحمن الرحيم اللهم إياك نعبد ولك نصلي ونسجد وإليك نسعى ونحفد ونخشى عذابك ونرجو رحمتك إن عذابك الجد بالكفار ملحق


KAPAN QUNUT SUNNAH DIBACA

Doa qunut sunnah dibaca dalam beberapa situasi sebagai berikut:

1. Pada raka'at kedua (raka'at akhir) shalat subuh dibaca setelah ruku' (i'tidal).
2. Pada raka'at akhir (rakaat ketiga) shalat sunnah witir pada paruh kedua bulan Ramadhan.
3. Pada raka'at terakhir shalat fardhu apabila ada bencana. Disebut qunut nazilah.


HUKUM MENAMBAH BACAAN QUNUT DENGAN QUNUT UMAR DAN DOA LAIN

Membaca doa qunut yang biasa itu sunnah. Dan menambahnya dengan doa qunut Umar juga sunnah menurut Imam Nawawi asal dalam keadaan sendirian atau bersama makmum yang diketahui rela dengan doa yang panjang. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin Nawawi hlm. 88 menyatakan:
قال أصحابنا: يستحب الجمع بين قنوت عمر رضي الله عنه وبين ما سبق، فإن جمع بينهما فالأصح تأخير قنوت عمر، وفي وجه يستحب تقديمه. وإن اقتصر فليقتصر على الأول، وإنما يستحب الجمع بينهما إذا كان منفرداً أو إمامَ محصورين يرضون بالتطويل
Artinya: Ulama madzhab Syafi'i menyatakan bahwa sunnah mengumpulkan antara qunut yang biasa dengan qunut Umar. Kalau dikumpulkan, maka sebaiknya qunut Umar diakhirkan. Ada pendapat sunnah mendahulukannya. Apabila memilih salah satu, maka hendaknya memilih qunut yang biasa. Sunnahnya mengumpulkan keduanya apabila shalat sendiri atau berjemaah dengan makmum yang rela doa panjang.

Imam Nawawi juga berpendapat bahwa doa qunut tidak harus berupa bacaan yang berasal dari Nabi atau dari Umar. Bacaan qunut bisa saja berupa doa apa apa saja, termasuk berupa satu ayat atau dua ayat Quran apabila mengandung doa

Doa qunut waktu subuh termasuk sunnah muakkad menurut madzhab Syafi'i yang banyak dianut oleh umat Islam Indonesia. Kecuali kalangan simpatisan Wahabi Salafi seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, HTI, Tarbiyah (PKS), KAMMI, yang cenderung memakai madzhab Hanbali dalam fiqih mereka.

Lafadz atau teks yang diucapkan saat doa qunut tidak harus bacaan yang biasa kita dengar. Ia dapat berupa bacaan doa yang lain. Termasuk tambahan doa seperti yang anda sebut. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin Nawawi menyatakan

واعلم ان القنوت لا يتعين فيه دعاء على المذهب المختار، فاي دعاء دعا به حصل القنوت ولو قنت باية او ايات من القران العزيز وهي مشتملة على الدعاء حصل القنوت، ولكن الافضل ما جاءت به السنة.

Artinya: Tidak ada bacaan doa tertentu dalam qunut menurut madzhab Syafi'i yang terpilih. Doa apa saja yang dibaca saat qunut itu sah. Termasuk membaca satu ayat dari ayat Al-Quran yang mengandung doa maka qunutnya sah. Akan tetapi yang utama adalah yang sudah tersebut dalam hadits

Sumber Googling

0 komentar:

Posting Komentar

Ad Ad Ad pasang iklan pasang iklan
KLIK UNTUK MENGINTIP
Fivers